skill dapat diasah selalu dengan kebutuhan mereka dan menjadi modal penting bagi kehidupan mereka.
percayalah, hal ini sangat dinanti oleh mereka dan disukai walaupun kita tidak sukai karena berpikiran repot akan kotoran dan hal lainnya.
ingat selalu beri kepercayaan kepada mereka dalam mencoba hal-hal baru
art of teaching
kata kata indah dalam sekolah dan dunia pengajaran
Minggu, 01 Mei 2016
mereka pun selalu harus mencoba dengan tangan mereka sendiri
skill dapat diasah selalu dengan kebutuhan mereka dan menjadi modal penting bagi kehidupan mereka.
percayalah, hal ini sangat dinanti oleh mereka dan disukai walaupun kita tidak sukai karena berpikiran repot akan kotoran dan hal lainnya.
ingat selalu beri kepercayaan kepada mereka dalam mencoba hal-hal baru
Senin, 07 Mei 2012
Masuki dunia anak
pernahkah anda
1. ikut main kejar kejaran dengan anak didik anda?
2. ikut main petak umpet dengan anak didik anda?
3. ikut main masak masakan dengan anak didik anda?
4. ikut main sandiaraan dengan anak didik anda?
5. mengajak anak didik anda menemani berkeliling sekolah saat istirahat?
6. tukar tukaran snack dengan anak didik anda?
7. ngobrol tentang film , musik, bacaan favorit mereka?..................
yang intinya ......... anda ada bersama mereka sebagai "teman" mereka, menjadi sahabat bermain mereka,...........
wahai para guru mungkin akan terlihat sangat kekanakan, sangat konyol, mungkin dianggap freak karena gak ngaca ama umur,...........
tapi suerrr ,..... apa yang anda lakukan itu bukanlah sekedar buang waktu apalagi buang energi
.
percayakah anda.........
dia mencari anda saat dia mendapat kesulitan baik dalam belajar/ pun bersosialisasi
dia mencari anda meski sekedar untuk meminta izin untuk pinjam marker atau ke toilet
dia menyemangati anda saat anda terlihat lesu / letih bahkan tak segan untuk memijit tanpa dimimta
dia menjaga diri agar tetap menjadi "teman" bagi kita
dia tak segan bercerita meski masalah berat yang sedng menimpanya
hal diatas memang bukanlah tujuan utama dari semua hal yang anda lakukan
tapi yakinlah anda telah membangun kepercyaan yang teramat kuat antara anda dan anak didik anda
suatu hal yang mungkin amat sulit untuk dibangun antara guru dn murid bahkan anak dan ortu,......................... coba deh ,........
selama ini saya tak melakukan apapun untuk mereka, saya hanya mau saat mereka ajak main dan mau main bersama mereka, dan mereka memberikan banyak hal
yang baik yang bahkan tak kita byangkan
Jumat, 30 Maret 2012
mereka adalah KITA yang dahulu
Remaja juga butuh waktu kita, orangtuanya. Menyaksikan pentas mereka, menemani mereka nonton di stadion, camping bareng, mancing bareng, dinner/lunch bareng, curhat di kasur sebelum/sesudah tidur, cooking time untuk melatih keterampilan rumah tangga mereka, dan lainnya adalah berharga yg akan jd kenangan indah mereka ketika kita meninggalkan dunia. Remaja yg dekat emosi dengan orangtuanya, akan malu dan kecewa jika mereka berperilaku buruk karena mereka membuat kecewa orangtuanya
Rabu, 28 Maret 2012
pilihlah PILIHAN anda
asswrwb para tenaga pendidik..
dalam mengajar keluh kesah selalu ada,,
tak jarang kondisi fisik kita melemah tak kuat menahan besarnya tanggung jawab yang kita emban.
terlebih bila di kelas kita mendapati siswa yang membuat kita lebih BERTENAGA dalam mengajarnya.
wow..
ingin rasanya kita tumpahkan perasaan kita di hadapan anak2 dengan menunjukkan perilaku berbeda ,,
namun hidup adalah pilihan
apakah kita mau menunjukkan dampak negatif dari masalah yang ada berupa amarah di depan anak2..?
ataukah kita tetap berpikir positif menahan laju emosi kita dengan perbanyak dzikir dan senyum..?
silahkan anda memilih..
semoga anda memilih untuk kebaikan anak..
^_^ v
Selasa, 27 Maret 2012
REWARD itu penting !!!
Buat anak merasa nyaman dengan konsisten memberikan mereka reward SETELAH mereka berbuat seperti kehendak kita,,
karena BUDAYA kita hanya dapat menegur, memarahi, melotot dan marah bisa mereka melakukan kesalahan dan TIDAK MELAKUKAN APA-APA setelah mereka mengerjakan sesuai keinginan kita..
hmmm..
masih ada waktu untuk merubah diri kita..
^_^ v
Senin, 26 Maret 2012
semua anak berHAK untuk belajar !!!
SUNGGUH SEMUA ANAK MAU BELAJAR !!!
Judul di atas benar-benar tidak mengada-ada. Saya sering katakan: demi Allah semua anak mau belajar! Asal metodenya tepat, ketahuilah semua anak mau belajar.Buktinya semua bayi ketika merangkak menyentuh semua yang bisa mereka sentuh. Mereka mengeplorasi dan meneliti benda-benda di sekitarnya: colokan listrik, bola, karet, jari ibunya, pasir, tanah, daun, sendal. Kadang mereka sentuh-sentuh, geser, geser, angkat, remas, bahkan dimasukkan ke mulit, meski sendal sekalipun.
Ketika mereka mulai bicara, mereka banyak bertanyak kepada orangtuanya. Saking antusiasnya belajar, bahkan sebagian orangtua kewalahan dengan pertanyaan-pertanyaan anak ini. Pernah kan mengalami kejadian sejenis ini ketika saat Anda di dapur?
"Lagi ngapain Ma?"
"Masak nak.. "
"Masak apa?"
"Sayur asem... "
"Kayak gimana sayur asem itu Ma?"
"Ya rasanya asem... "
"Kenapa bisa asem rasanya?"
"Kan dikasi asem... "
"Bumbunya apa aja Ma?"
"Banyaaak"
"Iyaaa.... banyak itu apa aja?"
"Ada asem. garam, bawang merah, terasi, lengkuas... "
"Lengkuas itu apa?"
"Apa ya.. yang kayak gini.... "
"Rasanya gimana Ma?"
"Ihhh tanya, tanyaa terus. Sana... sana!"
Hahay... ternyata orangtua sendiri yang menghentikkan gairah anak belajar! Coba pikirkan dan coba ingat-ingat kembali, berapa lama kita tahan ditanya-tanya anak? Kalau Anda perhatikan kiri kanan Anda, saat orangtua ditanya anak, sebagian besar orangtua tahan ditanya sama anak hanya sampai 3 pertanyaan!
Padahal, ketika anak bertanya, itu tanda anak curious... alias penasaran. Penasaran adalah ekspresi dari rasa keingintahuan. Keinginantahuan adalah modal besar dari belajar. Keingintahuan adalah modal sejati dari belajar yang sebenarnya. Maksudnya yang membuat anak benar-benar mau belajar secara alamiah ya karena keingtahuan ini bukan ujian nasional, bukan disuruh orangtua, bukan pula karena ada PR.
Bahkan tahukah Anda, karena bumbu keingintahuan inilah seseorang bisa beragama dan mengaplikasikan keberagamaannya dengan benar. Maksud saya, sebagian orang beragama menjadi tidak sebenarnya karna beragamanya hanya karena keturunan bukan karena ilmu.
Beragama karena ilmu adalah beragama yang didasari atas kebutuhan eksistensi manusia akan makna-makna uqdotul kubro: where i came from? who i am? what i have to do with my life? where i'll going after this life?
Karena penasaran inilah pula Nabi Ibrahim menemukan makna ketuhanannya seperti diceritakan dalam Al-Qur'an. Nabi Ibrahamim meyakini bahwa sesuatu pasti ada yang menciptakan. Beliau sangat penasaran, siapakah gerangan yang menciptakan, darimaman kehidupan berasal dan darimanakah dirinya berasal: where i came from? Lalu beliau menerka-nerka dengan pikiran sederhananya: pasti ada sesuatu yang luar biasa yang menciptakan semua kehidupan. Ketika melihat bintang beliau berkata "qul haadza robbi, pasti ini Tuhanku." Dan ahaaa ternyata berganti siang bintang itu hilang, maka Ibrahim yang penasaran ini pun kecewa "La uhibbu anil afiilin, aku tidak suka dengan yang tenggelam" dan seterusnya diterka satu-satu, matahari, bulan dst.
Soal ketuhanan, sehebat apapun akal manusia ada yang tidak bisa dicerna, tentang Dzat-Nya misalnya. Karena Allah Maha Rahman dan Rahim maka Allah memberi petunjuk tentang pertanyaan-pertanyaan Ibrahim tadi, sebab jika hanya mengandalkan akal, mungkin tidak akan pernah sampai. Namun demikian, dari akal lah juga bermula tentang makna-makan ketuhanan itu sendiri.
Mari kembali lagi soal bahwa semua anak memiliki modal besar dari belajar ini yaitu penasaran. Kenyataannya, seperti kejadian yagn saya ceritakan di awal, sebagian penasaran tadi justru dimatikan orangtua d irumah. Riset Gordon Stock membuktikan bahwa sebagian besar anak mengalami kesulitan belajar dan akhirnya malas belajar karena merasa stress saat belajar. Dan tahukah Anda siapa yang membuat stress belajar? Urutan pertama orangtua dan urutan kedua sekolah! Dua lembaga yang justru diberikan kewenangan dalam mendidik generasi.
Tentu saja kita bukan orang malaikat. Adakalanya kita pun lagi pusing, kita lagi terburu-buru, kita lagi banyak urusan, atau karena kita tidak tahu semua jawaban yang ditanyakan anak, kita tak bisa menjawab semua pertanyaan anak. Semua itu wajar. Tapi sungguh kita tak berhak untuk mematikan penasaran anak. Sekali lagi rumusunya: KITA BOLEH MERASA TERGANGGU OLEH ANAK, TAPI KITA TAK BERHAK SAMA SEKALI MEMATIKAN PENASARAN ANAK. Ketika penasaran anak mati, sejak saat itulah potensi belajar anak (yang sebenarnya) mati!
Minggu, 25 Maret 2012
guru IDAMAN anak
Anak butuh guru yang....
- Menghargai mereka
- Memperhatikan mereka
- Mendengarkan mereka
- Tidak membentak/ berteriak
- Punya selera humor
- Punya mood yang baik
- Memberikan murid mengungkapkan pendapat dan berbicara.
Apakah kita sudah menjadi guru yang dibutuhkan anak-anak..?
Langganan:
Komentar (Atom)





